Saturday, September 12, 2015

Dear @nontoners ...


Dear @nontoners , #HeartAttackID

Roses are red
Violets are blue
Oh @nontoners please don't be mad
If this poem is made to beg you
.
Some people like chocolate
And some others like cookies
I hope that it's not late
'Cause I really want to meet @sunny_suwanmethanont , please.
.
Sunny is sunny 
As bright as a sunshine
I'm begging @nontoners seriously
Could this MnG ticket be mine?
.
I don't know if it's a romance
I just know that I love sunshine after rainy day
Dear @nontoners please give me a chance
To meet @sunny_suwanmethanont on monday


Created by: Hesti Wahyu Wilujeng

Monday, November 26, 2012

Izinkan Aku



Foto: litdiva
Aku tidak pernah lelah mengguratkan pena kisah kita bertintakan kenangan.
Aku tidak percaya bahwa tidak ada yang abadi, mungkin cintamu iya.
Aku tidak mengerti apa yang akhirnya mendorongku untuk menetapkan hati.
Aku tidak ingin menjadikan kenangan ini berceceran.
Mewujudkannya dalam bentuk susunan bab demi bab berisi kisah kita nampaknya akan menjadi kisah romantis yang pernah aku alami. Maka izinkan aku membubuhkan sekisah demi sekisah kita sehingga menjadi sebuah balada cinta yang di dalamnya diiringi genderang cinta yang jatuh, dan bunyi biola memekakkan telinga hingga senarnya putus.
Aku mohon kerestuanmu. Aku kisahkan abadi cinta. Aku abadikan kisah cinta.
Maukah kamu mengizinkan aku?

Salam Galau,

Hesti Wahyu Wilujeng

Engkau Pergi Bersama Mimpi


Repost from: http://daraprayoga.wordpress.com/2012/08/13/engkau-pergi-bersama-mimpi/
Foto: banksy
Tak lupakah kamu dengan apa yang sudah kamu lakukan?
Kamu datang seperti duri, lalu pergi seperti mimpi. Tanpa diminta. Namun ketika aku sedang benar-benar menginginkannya, kamu hanya memberi ruang hampa. Apa yang kamu lakukan ini, semata cinta, atau hanya permainkan rasa?
Jangan buang waktumu dengan membuang-buang waktuku. Jika tak ingin miliki hati, jangan bawa pergi bahkan berlari dan tak kembali. Kembalikan hati itu ke tempat semula jika kamu memang tak berminat lipurkan lara.
Aku menghela napas.
Baik. Aku biarkan kamu pergi bawa hatiku. Tapi beri tahu aku, siapa sebenarnya yang membawa hatimu, hingga kamu tak memilikinya sama sekali untukku?

Salam Galau,

Hesti Wahyu Wilujeng

Jika Semalam Hujan



Foto: spesial
Ketika hujan turun, aku selalu berterima kasih. Berterima kasih kepada hujan, karena telah memberiku kesempatan untuk melamun. Bagiku, saat hujan adalah saat yang tepat untuk melamun. Melihat tetesan hujan dari jendela yang terlihat seperti memaksa untuk masuk tapi terhalang kaca jendela. Menatap kumpulan tetesannya yang bersatu menjadi sebuah aliran air menuruni kaca jendela, seolah mereka tak lagi ada harapan untuk masuk, dan rela untuk luruh jatuh ke tanah.
Entah mengapa, hujan yang datang beramai-ramai itu hanya menghadirkan sepi. Apakah hujan terdiri atas 1% air + 99% kesepian? Jika benar begitu, yang tersisa hanya 100% kenangan.
Namun, bahkan setelah hujan berhenti pun kesepian itu tak kunjung luruh bersama aliran air hujan? Masih tetap menggantung seperti tetesan embun di pucuk daun.

Salam Galau,

Hesti Wahyu Wilujeng

Keep watching, guys! :)

Hai nonton ini ya... Ini video stopmotion gue sama fherly, buat ultah ketut kemariiiin...



*nb: fherly sama ketut itu temen gue, mereka temen sekelas gue waktu di X.3 SMA Negeri 8 Tangerang a.k.a 'X3ME' itu lohhh... Makasih buat yang udah nonton :) like sama comment-nya boleh tuh :D

Aku Menunggu dalam Bayang-Bayang

Repost from: http://daraprayoga.wordpress.com/2012/09/13/aku-menunggu-dalam-bayang-bayang/



Foto: Ulf Buschmann


Hitam. Kelam. Legam. Lebam. Masa lalu bersamamu begitu hitam. Rasanya begitu kelam. Tak terlihat karena legam. Namun begitu terasa hingga membuat lebam.
Kamu seperti bayang-bayang. Terus mengikuti ke mana langkahku pergi. Rasanya ingin pergi, tetapi langkah bayangmu lebih cepat mengikuti.
Kamu sudah jauh berada di depan, akan tetapi bayangnya begitu dekat di belakang. Apa yang bisa aku lakukan? Hanya mengira-ngira, apakah bayangan itu akan memeluk dari belakang, atau berencana menusukku dengan belati dendamnya.
Akhirnya, aku memutuskan untuk diam. Karena semakin aku berlari, semakin lelah aku mencari. Rasanya, sia-sia saja aku melangkah, bayangmu begitu lekat. Terpaksa aku kembali ke masa laluku yang aram, hanyak agar bayanganmu yang terus mengganggu akhirnya karam.
Sayangnya, seiring dengan terbitnya mentari di pelupuk hati, bayang itu datang lagi.

Salam Galau,

Hesti Wahyu Wilujeng

Hujan Lagi, Melamun Lagi

Repost from: http://daraprayoga.wordpress.com/2011/09/08/hujan-lagi-melamun-lagi/


Ah, hujan. Aku selalu suka hujan. Hujan itu waktu yang tepat untuk melamun. Melamunkan bulir-bulir kenangan yang turut bersama air dari langit.
Hingga akhirnya gravitasi membuatnya menghujam tanah, bentuknya seperti jarum. Begitu, terasa menusuk dan sakit walau sedikit. Membuat terhenyak walau sejenak.
Seperti biasa. Aku melamun duduk di sofa, menatap kaca jendela, tepat di depannya, menyaksikan air turun menyusuri. Bagai melihat sebuah film, film berjudul namamu. Semua hanya wajahmu yang terproyeksikan.
Hingga akhirnya hujan reda, yang tersisa hanyalah hujan yang baru. Di mataku, karena rindu.
Bagaimana mungkin hadir lagi pelangi di hati yang basah ini? Sedangkan kamu, sang mentari, pergi dibayangi awan kelabu penutup mimpi. Kembalilah, buat mataku berwarna lagi.
Ketuk saja kelopak mataku jika kamu sudah temukan lagi kuas kasih itu.

Salam Galau,

Hesti Wahyu Wilujeng